An-Naḥwu al-Wāḍiḥ vol. 01 (Ibtidāʾiyyah)

Video ini adalah rekaman dari pertemuan pertama kajian kitab Nahwu Wadhih jilid 1, yang diselenggarakan oleh KUBA (Kursus Unggulan Bahasa Arab). Fokus utama dari pertemuan ini adalah pembahasan Jumlah Mufidah atau kalimat sempurna.

Berikut adalah poin-poin penting yang dibahas dalam video:

•     Pengenalan Kitab: Dijelaskan bahwa kitab Nahwu Wadhih karya Ali al-Jarim dan Musthafa Amin ditujukan untuk tingkat menengah.
•     Definisi Jumlah Mufidah: Video ini menjelaskan bahwa Jumlah Mufidah adalah susunan kata yang memberikan makna sempurna dan dikenal juga sebagai "kalam" [22:21].
•     Syarat Kalimat Sempurna: Sebuah kalimat dianggap Jumlah Mufidah jika terdiri dari minimal dua kata [26:37].
•     Latihan Praktis: Pemateri mengajak peserta untuk berlatih membedakan kalimat sempurna dan tidak sempurna, serta menyusun kalimat yang sempurna [33:38].

Video ini merupakan bagian dari seri pembelajaran bahasa Arab yang membahas "Bab 2: Tiga Jenis Kata" dari kitab Nahwu Wadhih jilid 1.

Pelajaran ini berfokus pada pembagian kata dalam bahasa Arab, yang dikategorikan menjadi tiga jenis utama:

•     Isim (Kata Benda): Menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, atau benda mati [09:54].
•     Fi'il (Kata Kerja): Menunjukkan suatu pekerjaan yang terikat dengan waktu tertentu [12:08].
•     Huruf (Kata Sambung): Kata yang maknanya tidak sempurna jika berdiri sendiri dan harus digabungkan dengan kata lain [14:58].

Video ini menyajikan materi dengan metode yang mudah diikuti, dimulai dari contoh kalimat, pembahasan teori, hingga latihan-latihan interaktif yang melibatkan partisipasi peserta.

Video ini membahas tentang pembagian fi'il (kata kerja) dalam bahasa Arab berdasarkan waktunya, yang merupakan bagian dari kitab Nahwu Wadhih jilid 1. Dalam video ini, dijelaskan tiga jenis fi'il [01:50]:

•     Fi'il Madhi: Kata kerja untuk masa lampau [05:45].
•     Fi'il Mudhari': Kata kerja untuk masa sekarang atau masa depan [05:55].
•     Fi'il Amr: Kata kerja perintah [06:22].

Video ini juga dilengkapi dengan latihan soal untuk membantu pemahaman materi [29:06].

Video ini membahas tentang Fa'il (Subjek/Pelaku) dalam bahasa Arab [00:33]. Dijelaskan bahwa dalam bahasa Arab, kata kerja (predikat) disebutkan lebih dulu sebelum pelakunya (subjek) [06:08].

Beberapa poin penting dari video ini adalah:

•     Konsep Fa'il: Fa'il memiliki empat syarat: harus berupa kata benda, berakhiran dhammah, didahului oleh kata kerja, dan menunjukkan pelaku pekerjaan [08:23].
•     Contoh Kalimat: Video ini memberikan contoh seperti "ayam jago berkokok" di mana "ayam jago" adalah Fa'il dan "berkokok" adalah kata kerjanya [11:15].
•     Latihan: Video diakhiri dengan latihan untuk mengidentifikasi Fa'il dalam kalimat dan cara melakukan i’rab (analisis gramatikal) terhadapnya [01:00:21].

Video ini membahas tentang maf'ul bih atau objek dalam ilmu nahwu bahasa Arab.

Beberapa poin penting dari video ini:

•     Maf'ul bih adalah isim (kata benda) yang menjadi sasaran atau target dari suatu pekerjaan [00:15].
•     Posisi i'rab (maf'ul bih) selalu dalam kondisi nashab, yang umumnya ditandai dengan harokat fathah.

Video ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh kalimat dan latihan untuk membantu Anda mengidentifikasi dan melakukan i'rab terhadap maf'ul bih [00:54].

Video ini membahas tentang perbandingan antara fail (subjek) dan maf’ul bih (objek) dalam bahasa Arab, serta pengenalan konsep mubtada’ dan khobar.

Berikut adalah poin-poin utama yang dibahas:

•     Perbandingan Fail dan Maf’ul Bih: Keduanya harus berupa kata benda (isim), tetapi memiliki perbedaan dalam makna dan i'rab-nya. Fail adalah pelaku perbuatan (ber-i'rab rofa'), sedangkan maf'ul bih adalah objek yang dikenai perbuatan (ber-i'rab nashab) [05:15].
•     Pengenalan Mubtada' dan Khobar:

•         Mubtada' adalah kata benda yang berada di awal kalimat (jumlah ismiyah) dan bersifat marfu' [15:34].
•         Khobar adalah kata benda yang melengkapi makna mubtada' dan juga bersifat marfu' [17:33].

•     Perbedaan Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi'liyah: Jumlah ismiyah diawali dengan isim (mubtada') dan jumlah fi'liyah diawali dengan fi'il (kata kerja) [19:39].

Video ini juga dilengkapi dengan latihan praktis untuk mengidentifikasi mubtada' dan khobar dalam kalimat serta mengubah kalimat fi'liyah menjadi ismiyah [27:06].

Video ini adalah bagian dari serial video pembelajaran yang membahas tentang tata bahasa Arab. Video ini berfokus pada bab 7 dari kitab Nahwu Wadhih jilid 1, yang mengupas tentang jumlah fi'liyyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja).

Berikut poin-poin penting yang dibahas dalam video:

•     Perbedaan Jumlah Fi'liyyah dan Jumlah Ismiyyah: Video ini menjelaskan bahwa jumlah fi'liyyah adalah kalimat yang diawali dengan kata kerja (fi'il), sedangkan jumlah ismiyyah diawali dengan kata benda (isim).
•     Contoh dan Latihan: Video ini juga memberikan contoh dan latihan soal untuk membantu pemahaman materi.

Video ini sangat cocok bagi mereka yang ingin mempelajari tata bahasa Arab dari tingkat dasar hingga mahir.

Video ini adalah episode kedelapan dari seri pembelajaran bahasa Arab yang menggunakan buku "Nahwu Wadhih". Topik utamanya adalah jumlah ismiyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim atau kata benda [00:21].

Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:

•     Pengertian Jumlah Ismiyah: Jumlah ismiyah adalah kalimat yang diawali dengan isim [01:44].
•     Komponen Jumlah Ismiyah: Kalimat ini terdiri dari dua komponen utama: mubtada' (subjek) dan khobar (predikat) [05:35, 07:04].
•     Perbandingan: Video ini juga membandingkan jumlah ismiyah dengan jumlah fi'liyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja) [00:54].
•     Latihan: Sebagian besar durasi video berisi latihan soal interaktif, seperti melengkapi kalimat dan mengubah jenis kalimat dari ismiyah ke fi'liyah dan sebaliknya [08:10].
•     Konsep Tambahan: Singgungan tentang konsep ma'rifah (definitif) dan nakiroh (indefinitif) juga diberikan dalam konteks mubtada' dan khobar [16:04].

Secara keseluruhan, video ini adalah panduan praktis untuk memahami dan menggunakan jumlah ismiyah dalam bahasa Arab, dilengkapi dengan banyak contoh dan latihan.

Video ini adalah episode kesembilan dari seri pembelajaran Nahwu Wadhih jilid 1 yang membahas tentang i'rab fi'il mudhari' dalam kondisi nashab.

Berikut adalah poin-poin utama yang dijelaskan dalam video:

•     Pengenalan I'rab: Video ini mengulas kembali empat jenis i'rab (rafa', nashab, jar, dan jazm) serta ciri-ciri aslinya [01:21].
•     Nashab Fi'il Mudhari': Dijelaskan bahwa fi'il mudhari' akan ber-i'rab nashab jika didahului oleh salah satu dari empat huruf nashab: an, lan, idzan, dan kai [07:05].
•     Arti dan Contoh: Pemateri juga menjelaskan arti dan memberikan contoh penggunaan dari masing-masing huruf nashab tersebut, seperti an ("untuk/agar"), lan ("tidak akan"), idzan ("kalau begitu"), dan kai ("supaya") [21:01].
•     Latihan: Video ini dilengkapi dengan sesi latihan untuk mengidentifikasi fi'il mudhari' yang ber-i'rab nashab dan mempraktikkan penggunaannya dalam kalimat [25:49].

Video ini membahas tentang jazm fi'il mudhari' dalam ilmu Nahwu. Pembahasan dimulai dengan mengulas kembali konsep dasar i'rab dan empat jenisnya.

Kemudian, video ini berfokus pada huruf-huruf yang menyebabkan jazm pada fi'il mudhari', yaitu:

•     Lam: Huruf yang men-jazm-kan satu fi'il mudhari' dan berarti "belum" atau "tidak" [07:42].
•     La An-Nahiyah: Huruf yang men-jazm-kan satu fi'il mudhari' dan memiliki makna larangan "jangan" [08:29].
•     In: Huruf yang men-jazm-kan dua fi'il mudhari' dan memiliki makna syarat "jika" [15:57].

Video ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh kalimat dan latihan soal untuk memperdalam pemahaman materi.

Video ini adalah bagian dari serial kajian kitab Nahwu yang membahas tentang Rafa' Fi'il Mudhari' atau kata kerja sedang terjadi dalam keadaan Rafa'. Video ini merupakan pertemuan ke-11 dari serial tersebut.

Beberapa poin penting yang dibahas dalam video ini antara lain:

•     Penjelasan tentang Fi'il Mudhari' Marfu': Dibahas mengenai kapan sebuah Fi'il Mudhari' menjadi marfu' (dalam keadaan Rafa').
•     Penyebab Rafa': Dijelaskan bahwa Fi'il Mudhari' menjadi Rafa' karena tidak didahului oleh huruf nashab atau jazm.
•     Latihan dan Penerapan: Video ini juga menyajikan latihan soal dan penerapan materi, termasuk latihan meng-i'rab atau menganalisis kalimat.

Video ini sangat berguna bagi siapa saja yang sedang mempelajari bahasa Arab, khususnya dalam hal tata bahasa atau nahwu, dengan pendekatan yang terstruktur dan dilengkapi dengan latihan.

Video ini adalah rekaman pertemuan ke-12 dari kelas bahasa Arab yang membahas "Bab Kana dan Saudari-saudarinya" dari kitab Nahwu Wadhih jilid 1.

Berikut adalah poin-poin utama yang dijelaskan dalam video:

•     Pengaruh Kana dan Saudari-saudarinya: Dibahas bagaimana kata-kata seperti Kana, Soro, Laisa, dan lainnya mengubah i'rab (harakat) pada mubtada' (subjek) dan khobar (predikat) [01:59].
•     Fungsi Kata: Dijelaskan fungsi dan makna dari masing-masing kata, seperti Kana (masa lampau), Soro (perubahan), dan Laisa (penyangkalan) [17:08].
•     Perubahan I'rab: Pemateri menjelaskan perubahan i'rab yang terjadi pada mubtada' dan khobar setelah kemasukan Kana dan saudari-saudarinya [20:14].
•     Latihan: Video ini diakhiri dengan latihan soal dan contoh i'rab untuk menguji pemahaman peserta [42:15].

Video ini adalah rekaman pertemuan ke-13 dari kajian kitab Nahwu Wadhih Jilid 1, yang membahas tentang Inna dan Akhawatnya (saudari-saudarinya).

Berikut adalah ringkasan poin-poin penting yang dibahas dalam video ini:

•     Pengenalan Inna dan Akhawatnya: Konsepnya mirip dengan Kana dan Akhawatnya, di mana Inna dan saudara-saudarinya berfungsi sebagai huruf-huruf yang masuk ke dalam jumlah ismiyah (kalimat yang diawali dengan isim) dan memberikan pengaruh pada mubtada' dan khobar.
•     Fungsi Inna dan Akhawatnya: Me-nashob-kan mubtada' dan me-rofa'-kan khobar.
•     Enam Huruf Inna dan Akhawatnya:

•         Inna dan Anna: Untuk penguatan (taukid), artinya "sesungguhnya".
•         Ka'anna: Untuk perumpamaan (tasybih), artinya "seakan-akan".
•         Lakinna: Untuk menyusuli atau meralat (istidrak), artinya "tetapi".
•         Laita: Untuk pengharapan (tamanni) yang sulit terjadi, artinya "seandainya".
•         La'alla: Untuk pengharapan (tarajji) yang mungkin terjadi, artinya "semoga".

•     Latihan: Video ini juga dilengkapi dengan contoh dan latihan i'rab (analisis kedudukan kata) untuk mempraktikkan penggunaan Inna dan Akhawatnya.

Video ini adalah rekaman pertemuan ke-14 dari kursus Bahasa Arab Nahwu Wadhih jilid 1, yang membahas tentang jarnya Isim.

Berikut adalah poin-poin penting yang dibahas dalam video:

•     Pentingnya Belajar Bertahap: Pemateri menekankan pentingnya mempelajari bahasa Arab dan ilmu syariat secara bertahap, mulai dari dasar dan tidak melompat-lompat [01:09].
•     Contoh dan Latihan: Video ini juga memberikan beberapa contoh dan latihan tentang jarnya Isim [03:06].
•     Nasihat Pembelajaran: Video ini memberikan tips dan nasihat dalam belajar bahasa Arab dan ilmu syariat [09:07].

Video ini merupakan bagian terakhir dari pembahasan kitab Nahwu Wadhih jilid 1, yaitu bab ke-15 yang membahas tentang Na't (Kata Sifat).

Beberapa poin penting yang dibahas dalam video:

•     Fungsi Na't: Na't adalah kata yang menyifati kata sebelumnya, yang disebut Man'ut [00:26].
•     Kesesuaian I'rab: Na't selalu mengikuti i'rab (rofa', nashob, atau jar) dari Man'ut-nya [09:33].
•     Latihan: Video ini juga dilengkapi dengan latihan soal untuk mengidentifikasi Na't dan Man'ut serta latihan meng-i'rab kalimat [16:35, 49:52].
•     Tips Tambahan: Pemateri memberikan tips untuk menggunakan kamus online almaany.com untuk mencari arti kata bahasa Arab [33:45].

Video ini menandai selesainya pembahasan Nahwu Wadhih jilid 1, yang akan dilanjutkan ke jilid 2 setelah masa rehat.