- Deskripsi
- Kurikulum
- Reviews
Buku “Al-Bidayah fi Ilmi ash-Sharaf” karya Syaikh Dr. Ali An-Namir ini merupakan panduan ringkas namun padat tentang ilmu ṣarf (morfologi Arab), salah satu cabang utama dalam ilmu bahasa Arab yang membahas perubahan bentuk kata serta makna yang ditimbulkannya.
Isi Pokok Buku
Buku ini disusun secara sistematis dalam 11 bab utama, meliputi:
-
al-Mīzān al-Ṣarfī (ٱلْمِيزَانُ ٱلصَّرْفِيُّ) → timbangan kata dalam bahasa Arab.
-
al-Mujarrad wa al-Mazīd (ٱلْمُجَرَّدُ وَٱلْمَزِيدُ) → kata dasar dan yang mendapat tambahan huruf.
-
al-Jāmid wa al-Mutasharrif (ٱلْجَامِدُ وَٱلْمُتَصَرِّفُ) → kata tetap dan kata yang bisa berubah.
-
al-Ṣaḥīḥ wa al-Mu‘tal (ٱلصَّحِيحُ وَٱلْمُعْتَلُّ) → pembagian kata kerja dan kata benda menurut keberadaan huruf illat.
-
al-Muta‘addī wa al-Lāzim (ٱلْمُتَعَدِّي وَٱللَّازِمُ) → kata kerja transitif dan intransitif.
-
al-Mabnī lil-Ma‘lūm wa al-Mabnī lil-Majhūl (ٱلْمَبْنِيُّ لِلْمَعْلُومِ وَٱلْمَبْنِيُّ لِلْمَجْهُولِ) → bentuk aktif dan pasif dalam fi‘il.
-
al-Maṣādir (ٱلْمَصَادِرُ) → pembahasan mashdar, termasuk mashdar ṣinā‘ī, isim hay’ah, dan isim marrah.
-
al-Mushtaqāt (ٱلْمُشْتَقَّاتُ) → derivasi isim seperti ism fā‘il, ism maf‘ūl, ṣifat musyabbahah, ism tafḍīl, ism ālah, dll.
-
al-Taṣghīr (ٱلتَّصْغِيرُ) → kaidah pengecilan kata untuk makna kecil, merendahkan, mendekatkan, atau mengungkapkan kasih sayang.
-
al-Nasab (ٱلنَّسَبُ) → penisbatan suatu kata dengan menambahkan yā’ musyaddadah.
-
Hamzata al-Waṣl wa al-Qaṭ‘ (هَمْزَةُ ٱلْوَصْلِ وَهَمْزَةُ ٱلْقَطْعِ) → perbedaan hamzah yang dibaca selalu dengan hamzah yang hanya dibaca di awal kata.
Keunggulan Buku
-
Bahasa sederhana dan sistematis, sehingga cocok untuk pemula.
-
Teks Arab dilengkapi contoh dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia, memudahkan pembaca memahami teori sekaligus praktik.
-
Menyajikan peta lengkap ilmu ṣarf dasar: dari pola kata, turunan fi‘il, isim, sampai aturan khusus seperti taṣghīr dan nasab.
-
Bisa menjadi pegangan belajar mandiri maupun bahan ajar di kelas bahasa Arab, pesantren, atau madrasah.
Sasaran Pembaca
-
Pelajar pemula yang ingin mengenal ilmu ṣarf secara bertahap.
-
Santri madrasah dan pesantren yang mempelajari nahwu-ṣarf sebagai dasar ilmu syar‘i.
-
Guru bahasa Arab yang membutuhkan teks ringkas dan mudah dipahami untuk mengajar.
-
Siapa pun yang ingin memperdalam pemahaman bahasa Arab, khususnya dalam membaca al-Qur’an dan kitab-kitab klasik.
-
1Eps. 1 : PendahuluanPreview 10m
Video ini adalah episode pertama dari kajian Ilmu Shorof yang diselenggarakan oleh KUBA (Kursus Unggulan Bahasa Arab), menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof [00:15].
Berikut adalah poin-poin penting yang dibahas dalam video:
-
Pengertian Ilmu Shorof:
-
Perbedaan dengan Ilmu Nahwu:
-
Prioritas Pembelajaran: Bagi orang non-Arab, ilmu shorof lebih didahulukan daripada ilmu Nahwu, karena shorof mengajarkan cara menyusun kata terlebih dahulu sebelum membentuk kalimat [01:07:35].
-
Daftar Isi Kitab: Kitab ini memiliki 11 bab pembahasan, antara lain tentang mizan shorfi (timbangan shorof), mujarrad dan mazid (kata asli dan kata tambahan), jamid dan mutasharrif (kata yang tidak berubah dan yang bisa berubah), shahih dan mu'tal (kata dengan huruf asli dan huruf illat), muta'addi dan lazim (kata kerja transitif dan intransitif), mabni lil ma'lum dan mabni lil majhul (kata kerja aktif dan pasif), masdar, musytaqqat (kata turunan), tasghir (mengecilkan bentuk kata), nasab (penyandaran), dan hamzah washal dan qat'i [50:56].
Secara keseluruhan, video ini memberikan pengantar mendalam tentang ilmu shorof dan perannya dalam mempelajari bahasa Arab, khususnya bagi para pemula.
-
-
2Rangkuman Pendahuluan Ilmu Sharaf10m
Rangkuman Pendahuluan Ilmu Sharaf
-
3Eps. 2 : Timbangan Shorf (Mizan Shorfi)56m
Video ini adalah episode kedua dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama video ini adalah pembahasan tentang "Al-Mizan Ash-Shorfi" atau timbangan shorof, yang merupakan alat untuk mengenali huruf asli dan huruf tambahan pada sebuah kata dalam bahasa Arab.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Pengenalan Mizan Shorof: Dijelaskan bahwa
mizan shorof
adalah timbangan lafal yang disepakati oleh para ulamashorof
dengan menggunakan huruf-huruf asli, yaitu fa, ain, dan lam. Ketiga huruf ini menjadi patokan untuk menimbang kata-kata lain. -
Kapan Timbangan Shorof Digunakan:
Mizan shorof
hanya berlaku untuk isim (kata benda) yang mu'rab (bisa berubah harokatnya) dan fi'il (kata kerja) yang mutasharrif (bisa berubah bentuknya). Timbangan ini tidak berlaku untuk huruf atau isim maupun fi'il yang jamid (tidak bisa berubah) [06:00]. -
Cara Menimbang Kata:
-
Kata dengan 3 huruf asli: Huruf-huruf aslinya ditimbang dengan
fa, ain, lam
. Contohnya,kataba
menjadifa'ala
[12:51]. -
Kata dengan 4 atau 5 huruf asli: Huruf aslinya ditimbang dengan
fa, ain, lam
, lalu ditambahlam
untuk huruf keempat, dan dualam
untuk huruf kelima. Contoh:dahraja
menjadifa'lala
[18:21]. -
Kata dengan huruf tambahan: Huruf aslinya ditimbang dengan
fa, ain, lam
, sedangkan huruf tambahannya disebutkan apa adanya. Contohnya:istamta'a
ditimbang menjadiistaf'ala
[28:30]. -
Kata dengan huruf yang dibuang: Jika ada huruf asli yang dibuang, maka huruf yang melambangkannya di timbangan juga dibuang. Contohnya:
qul
yang berasal dariqala
, ditimbang menjadiful
(hurufain
darifa'ala
dibuang) [31:00].
-
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar timbangan shorof, yang menjadi fondasi penting untuk memahami tata bahasa Arab lebih lanjut.
-
-
4Rangkuman Timbangan Sharaf10m
Rangkuman Timbangan Sharaf
-
5Eps. 3 : Mujarrad & Mazid dari Fi'il1h 11m
Video ini adalah episode ketiga dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Al-Mujarrad wal Mazid" atau kata kerja asli dan kata kerja tambahan dalam bahasa Arab.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Jenis Huruf dalam Kata: Dijelaskan bahwa huruf dalam suatu kata terbagi menjadi dua jenis, yaitu huruf asli dan huruf tambahan. Huruf asli tidak akan pernah hilang dalam perubahan kata kecuali karena alasan shorof tertentu, sedangkan huruf tambahan bisa hilang dalam sebagian perubahan [03:00].
-
Wazan Fi'il Tsulatsi Mujarrad: Ini adalah kata kerja yang terdiri dari tiga huruf asli tanpa tambahan. Ada tiga pola (wazan) yang dijelaskan, yaitu:
-
Bentuk Fi'il Mudhari' dari Tsulatsi Mujarrad: Untuk setiap wazan fi'il madhi di atas, dijelaskan pula bentuk fi'il mudhari' yang menyertainya. Ada enam kemungkinan bentuk mudhari' dari fi'il tsulatsi mujarrad [20:56]:
-
Fa'ala yaf'ilu (dhoroba yadhribu) [21:26]
-
Fa'ala yaf'ulu (nasoro yansuru) [24:22]
-
Fa'ala yaf'alu (saala yas'alu) [24:52]
-
Fa'ila yaf'alu (alima ya'lamu) [25:40]
-
Fa'ila yaf'ilu (hasiba yahsibu) [26:07]
-
Fa'ula yaf'ulu (hasuna yahsunu) [26:40]
Perlu kembali ke kamus untuk mengetahui pola fi'il mudhari' yang tepat untuk setiap fi'il madhi [22:45].
-
-
Wazan Tsulatsi Mazid: Ini adalah fi'il yang asalnya tiga huruf dan mendapatkan tambahan, terbagi menjadi tiga jenis [30:17]:
-
Ditambah satu huruf: Memiliki tiga wazan: Af'ala (dengan tambahan hamzah), Fa'ala (dengan tambahan alif), dan Fa'ala (dengan penggandaan ain) [30:57].
-
Ditambah dua huruf: Memiliki lima wazan: Infa'ala, Ifta'ala, If'alla, Tafa'ala, dan Tafa'ala [38:00].
-
Ditambah tiga huruf: Memiliki empat wazan: Istaf'ala, If'aw'ala, If'awwala, dan If'anlala [43:24]. (Pola Istaf'ala paling sering dijumpai).
-
-
Wazan Ruba'i Mazid: Ini adalah fi'il yang asalnya empat huruf dan mendapatkan tambahan, terbagi menjadi dua jenis [49:15]:
Secara keseluruhan, video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah-kaidah dasar Ilmu Shorof, khususnya dalam mengidentifikasi huruf asli dan tambahan, serta memahami pola (wazan) perubahan kata kerja, yang menjadi fondasi penting untuk penguasaan bahasa Arab.
-
-
6Rangkuman Mujarrad dan Mazid (Fi'il)15m
Rangkuman Mujarrad dan Mazid (Fi'il)
-
7Eps. 4 : Mujarrad & Mazid dari Isim14m
Video ini menjelaskan tentang Al-Mujarrad dan Al-Mazid dalam konteks tata bahasa Arab, khususnya tentang Isim (kata benda). Pembahasan ini merupakan bagian kedua, yang menjelaskan bagaimana isim dapat tersusun dari huruf asli (mujarrad) atau mendapatkan tambahan huruf (mazid).
Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:
-
Isim Mujarrad [03:58]: Isim yang semua hurufnya asli dan tidak ada tambahan.
-
Tersusun dari 3, 4, atau 5 huruf asli.
-
Contoh wazan untuk 3 huruf asli:
-
Contoh wazan untuk 4 huruf asli:
-
Contoh wazan untuk 5 huruf asli:
-
-
Isim Mazid [04:00]: Isim yang sebagian hurufnya asli dan sebagian lagi merupakan tambahan.
-
Perbedaan dengan Fi'il (kata kerja) [00:59]:
-
Fi'il mujarrad dapat ditambahkan 1, 2, atau 3 huruf, dengan maksimal 6 huruf.
-
Isim mujarrad dapat ditambahkan hingga 4 huruf, dengan maksimal 7 huruf.
-
Video ini sangat relevan bagi mereka yang sedang mempelajari tata bahasa Arab, khususnya morfologi (ilmu shorof), untuk memahami struktur kata benda.
-
-
8Rangkuman Mujarrad dan Mazid (Isim)15m
Rangkuman Mujarrad dan Mazid (Isim)
-
9Kuis Mujarrad dan Mazid15 questions
-
10Eps. 5 : Jamid & Mutashorrif (Fi'il)22m
Video ini membahas tentang Al-Jamid dan Al-Mutasharrif dalam konteks tata bahasa Arab, khususnya untuk Fi'il (kata kerja). Ini adalah bagian kelima dari seri pelajaran tersebut.
Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:
-
Perbedaan Isim dan Fi'il [00:00]:
-
Isim (kata benda) dapat memiliki maksimal 7 huruf (3 huruf asli + 4 huruf tambahan).
-
Fi'il (kata kerja) dapat memiliki maksimal 6 huruf (3 huruf asli + 3 huruf tambahan).
-
-
Fi'il Jamid [00:30]: Kata kerja yang tetap dalam satu bentuk saja dan tidak bisa diubah ke bentuk lain.
-
Selalu dalam bentuk Fi'il Madhi (kata kerja lampau) [01:09]:
-
Contoh:
Laisha
(tidak) [01:29<!-->],Madama
(selama) [-->03:00<!-->],Karoba
(hampir) [-->03:55<!-->],Asa
,Harra
,Ikhlaulaqa
(semoga/mudah-mudahan) [-->05:11<!-->],Akhaza
,Anshaa
,Shara'a
(mulai) [-->06:23<!-->],Ni'ma
,Bi'sa
,Habbadza
,La Habbadza
,Saa
(sebaik-baik/seburuk-buruk) [-->07:56<!-->],Ma Khala
,Ma'ada
,Ma Hasha
(kecuali) [-->08:50<!-->],Ma Af'alahu
danAf'il Bihi
(alangkah) [-->09:10].
-
-
Selalu dalam bentuk Fi'il Amr (kata kerja perintah) [10:04]:
-
Selalu dalam bentuk Fi'il Mudhari' (kata kerja sekarang/akan datang) [11:38]:
-
-
Fi'il Mutasharrif [13:50]: Kata kerja yang bisa berubah bentuk.
-
Mutasharrif Tam (perubahan sempurna) [14:47]: Memiliki tiga bentuk: Fi'il Madhi, Fi'il Mudhari', dan Fi'il Amr.
-
Contoh:
Hafizha
,Yahfazhu
,Ihfadz
(menjaga/menghafal) [15:40].
-
-
Mutasharrif Naqish (perubahan tidak sempurna) [16:08]: Hanya memiliki dua dari tiga bentuk.
-
Video ini memberikan pemahaman mendalam tentang klasifikasi kata kerja dalam bahasa Arab berdasarkan kemampuannya untuk berubah bentuk, yang sangat penting dalam ilmu shorof.
-
-
11Rangkuman Jamid dan Mutasharrif (Fi'il)15m
Rangkuman Jamid dan Mutasharrif (Fi'il)
-
12Eps. 6 : Jamid & Mutashorrif (Isim)29m
Video ini, "Eps. 6: Jamid & Mutasharrif (Isim)", adalah bagian keenam dari seri yang membahas tentang tata bahasa Arab, khususnya morfologi (ilmu shorof). Fokus utama video ini adalah klasifikasi kata benda (isim) menjadi jamid dan mutasharrif.
Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:
-
Isim Jamid [00:07]:
-
Definisi: Kata benda yang tidak diambil dari kata lain dan tidak menunjukkan sifat.
-
Terbagi menjadi dua kelompok:
-
-
Isim Musytaq (Mutasharrif) [04:56]:
-
Definisi: Kata benda yang diambil dari kata lain dan menunjukkan zat beserta sifatnya.
-
Biasanya diambil dari isim makna dan jarang dari isim dzat.
-
Contoh [14:36]: Kata
Alim
(orang yang berilmu), menunjukkan zat orangnya sekaligus sifat ilmunya.
-
Video ini menjelaskan perbedaan fundamental antara isim jamid dan isim musytaq (mutasharrif) dalam tata bahasa Arab, yang penting untuk memahami struktur dan derivasi kata benda.
-
-
13Rangkuman Jamid dan Mutasharrif (Isim)15m
Rangkuman Jamid dan Mutasharrif (Isim)
-
14Kuis Jamid dan Mutasharrif15 questions
-
15Eps. 7 : Shahih & Mu'tall (Fi'il)15m
Video ini, "Eps. 7: Shahih & Mu'tall (Fi'il)", adalah bagian ketujuh dari seri pelajaran tata bahasa Arab (ilmu shorof). Video ini menjelaskan tentang klasifikasi kata kerja (fi'il) menjadi shahih (sehat) dan mu'tall (berpenyakit/ada huruf illah).
Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:
-
Definisi Fi'il Shahih [00:48]: Kata kerja yang huruf-huruf aslinya tidak mengandung huruf illah (yaitu alif, wawu, dan ya).
-
Definisi Fi'il Mu'tall [04:54]: Kata kerja yang salah satu atau dua huruf aslinya berupa huruf illah (alif, wawu, atau ya).
-
Pembagian Fi'il Mu'tall [05:40]:
-
Mitsal [06:20]: Huruf pertama (fa fi'il) adalah huruf illah. Contoh:
Wasafa
. -
Ajwaf [07:37]: Huruf kedua (ain fi'il) adalah huruf illah. Contoh:
Shama
. -
Naqish [08:35]: Huruf ketiga (lam fi'il) adalah huruf illah. Contoh:
Da'a
,Sa'a
. -
Lafif Mafruq [12:35]: Huruf pertama dan ketiga adalah huruf illah, dipisahkan oleh huruf shahih. Contoh:
Wa'a
. -
Lafif Maqrun [13:52]: Huruf kedua dan ketiga adalah huruf illah, berurutan tanpa dipisahkan. Contoh:
Qawa
.
-
-
Video ini sangat berguna untuk memahami perbedaan dan klasifikasi kata kerja dalam bahasa Arab berdasarkan keberadaan dan posisi huruf illah, yang merupakan dasar penting dalam ilmu shorof.
-
-
16Rangkuman Shahih dan Mu'tal (berupa Fi'il)15m
Rangkuman Shahih dan Mu'tal (berupa Fi'il)
-
17Eps. 8 : Sahih & Mu'tall (Isim)12m
Video ini, "Eps. 8: Shahih & Mu'tall (Isim)", adalah bagian kedelapan dari seri pelajaran tata bahasa Arab (ilmu shorof). Video ini berfokus pada pembagian kata benda (isim) menjadi shahih dan mu'tall, serta sub-kategorinya.
Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:
-
Pembagian Isim berdasarkan bagian akhirnya [00:04]:
-
Isim Shahih [00:08]: Setiap isim mu'rab (yang bagian akhirnya berubah) yang tidak diakhiri dengan huruf illah (alif, wawu, ya). Contohnya:
Omaru
,Baitun
. -
Syibhu Shahih [01:47]: Setiap isim mu'rab yang diakhiri dengan wawu atau ya, dan sebelumnya adalah huruf yang disukun. Contohnya:
Dhabyun
(kijang),Lahwun
(permainan). -
Isim Manqus [03:07]: Setiap isim mu'rab yang diakhiri dengan ya lazimah (asli, bukan tambahan) dan huruf sebelumnya berharakat kasrah. Contohnya:
Ad-Da'i
(orang yang berdoa),Al-Qadhi
(hakim). -
Isim Maqsur [04:40]: Setiap isim mu'rab yang diakhiri dengan alif lazimah (asli, bukan tambahan) dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Alif bisa berbentuk ya tanpa titik atau alif tegak. Contohnya:
Al-Huda
(petunjuk),Al-Ashaa
(tongkat). -
Isim Mamdud [06:26]: Setiap isim mu'rab yang diakhiri dengan hamzah, dan sebelumnya ada alif zaidah (alif tambahan). Contohnya:
Ibtida'un
(permulaan),Sahra'u
(padang pasir),Sama'un
(langit),Bina'un
(bangunan).
-
Video ini sangat bermanfaat untuk memahami klasifikasi kata benda dalam bahasa Arab berdasarkan huruf akhir dan keberadaan huruf illah, yang merupakan bagian penting dalam ilmu shorof.
-
-
18Rangkuman Shahih dan Mu'tal (berupa Isim)15m
Rangkuman Shahih dan Mu'tal (berupa Isim)
-
19Kuis Shahih dan Mu'tal14 questions
-
20Eps. 9 : Muta'addi & Lazim (Transitif & Intransitif)20m
Video ini, "Eps. 9: Muta'addi & Lazim", adalah bagian kesembilan dari seri pelajaran tata bahasa Arab (ilmu shorof). Video ini menjelaskan tentang konsep kata kerja transif (muta'addi) dan intransitif (lazim).
Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:
-
Pengertian Fi'il Muta'addi [00:27]: Adalah kata kerja yang membutuhkan objek (maf'ul bihi) dan tidak hanya cukup dengan pelakunya (fa'il).
-
Pembagian Fi'il Muta'addi [01:00]:
-
Membutuhkan satu objek [01:07]: Ini adalah jenis yang paling umum. Contohnya:
Syakara
(mensyukuri),Syariba
(meminum),Dhoroba
(memukul). -
Membutuhkan dua objek yang asalnya bukan mubtada dan khabar [02:44<!-->]: Contoh fi'ilnya seperti
A'tho
(memberi),Sa'ala
(meminta),Mana'a
(melarang),Manaha
(memberi),Albasa
(memakaikan),Kasa
(memakaikan). Contoh kalimat:A'thaitu Zaidan dirhaman
(Saya memberi Zaid satu dirham). [-->05:40] -
Membutuhkan dua objek yang asalnya adalah mubtada dan khabar [04:19<!-->]: Ini termasuk fi'il
Dhonna
(menyangka) dan saudara-saudaranya, sepertiRo'a
(mengetahui),Alima
(mengetahui),Wajada
(mendapati),Ta'allama
(mengetahui),Hasiba
(menyangka),Ja'ala
(menjadikan),Za'ama
(menyangka),Khola
(menyangka). Contoh kalimat:Dhonantu Zaidan Tholiban
(Saya menyangka Zaid adalah seorang murid). [-->08:08] -
Membutuhkan tiga objek [09:44<!-->]: Contoh fi'ilnya seperti
Ara
(memberitahu),A'lama
(memberitahu),Anba'a
,Nabba'a
,Akhbaro
,Khobbaro
,Haddatsa
(menceritakan). Contoh kalimat:Araitu Kholidan Zaidan Tholiban
(Saya memberitahu Khalid bahwa Zaid adalah seorang murid). [-->10:48]
-
-
-
Pengertian Fi'il Lazim [12:41]: Adalah kata kerja yang hanya mencukupi dengan pelakunya (fa'il) dan tidak membutuhkan objek (maf'ul bihi).
-
Fi'il Lazim yang bisa menjadi Muta'addi [13:42]: Fi'il lazim dapat berubah menjadi muta'addi dalam beberapa kondisi:
-
Jika mengikuti wazan
Af'ala
[14:09<!-->]. Contoh:Khoroja
(keluar, lazim) menjadiAkhroja
(mengeluarkan, muta'addi). [-->14:26] -
Jika mengikuti wazan
Fa'ala
[15:10<!-->]. Contoh:Khoroja
(keluar, lazim) menjadiKhorroja
(mengeluarkan, muta'addi). [-->16:33] -
Jika mengikuti wazan
Fa'ala
[16:55]. (Contoh tidak disebutkan secara eksplisit dalam transkrip yang diberikan). -
Jika mengikuti wazan
Istaf'ala
[17:48<!-->]. Contoh:Khoroja
(keluar, lazim) menjadiIstakhroja
(minta dikeluarkan, muta'addi). [-->17:58] -
Jika fi'ilnya diikuti oleh huruf
Jar
[18:32<!-->]. Contoh:Khoroja
(keluar, lazim) menjadiKhoroja bi
(mengeluarkan, muta'addi secara makna). [-->18:48]
-
Video ini sangat bermanfaat untuk memahami perbedaan mendasar antara fi'il muta'addi dan lazim, serta bagaimana fi'il lazim dapat ditransformasikan menjadi muta'addi dalam tata bahasa Arab.
-
-
21Rangkuman Muta'addi dan Lazim15m
Rangkuman Muta'addi dan Lazim
-
22Eps. 10 : Mabni lil Ma'lum & lil Majhul41m
Video ini, "Eps. 10: Mabni lil-Ma'lum & lil Majhul", adalah bagian kesepuluh dari seri pelajaran tata bahasa Arab (ilmu shorof). Video ini menjelaskan bagaimana cara merubah fi'il (kata kerja) dari bentuk aktif (mabni lil-ma'lum) menjadi bentuk pasif (mabni lil-majhul), baik untuk fi'il madhi maupun fi'il mudhari', beserta perubahan harakat yang menyertainya.
Berikut adalah poin-poin penting dari video ini:
-
Definisi Fi'il Mabni lil-Ma'lum (Aktif) [01:05]: Fi'il yang pelakunya (fa'il) disebutkan dalam ucapan atau diperkirakan ada. Contoh:
Kataba Zaidun Kitaban
(Zaid menulis sebuah kitab). -
Definisi Fi'il Mabni lil-Majhul (Pasif) [01:09]: Fi'il yang pelakunya (fa'il) dihilangkan dan diganti oleh selainnya (na'ibul fa'il). Contoh:
Kutiba Kitabun
(Telah ditulis sebuah kitab). -
Perubahan Fi'il Madhi (Kata Kerja Lampau) ke Bentuk Pasif:
-
Fi'il Madhi Tsulatsi Shahih al-'Ain (Tiga huruf, 'ain fi'ilnya shahih, tidak ada tasydid) [19:29]: Huruf pertamanya di-dhammah dan sebelum terakhir di-kasrah.
-
Contoh:
Dharaba
menjadiDuriba
(memukul menjadi dipukul) [21:14]. -
Contoh lain:
Kataba
menjadiKutiba
(menulis menjadi ditulis).
-
-
Fi'il Madhi Tsulatsi Mu'tal al-'Ain (Tiga huruf, 'ain fi'ilnya huruf illah) [21:15]: Boleh tiga bentuk perubahan:
-
Huruf pertamanya di-kasrah, huruf illah (kedua) diubah menjadi ya. Contoh:
Shama
menjadiSima
(berpuasa menjadi dilakukan puasa) [22:54]. (Ini yang biasa digunakan) -
Huruf pertamanya di-dhammah, huruf illah (kedua) diubah menjadi wawu. Contoh:
Shama
menjadiSuma
[24:34]. -
Mengucapkan antara dhammah dan kasrah (isymaam). Contoh:
Shama
menjadiSuima
[25:59].
-
-
Fi'il Madhi Mudha'af Tsulatsi (Tiga huruf, ada huruf dobel) [27:30]:
-
Fi'il Madhi Wazan Fa'ala [31:16<!-->]: Alifnya berubah menjadi wawu, dan huruf sebelumnya di-dhammah. Contoh:
Qatala
menjadiQutila
(memerangi menjadi diperangi) [-->31:59]. -
Fi'il Madhi yang Diawali Hamzah Washal [32:19<!-->]: Huruf pertama dan huruf ketiganya di-dhammah. Contoh:
Intashara
menjadiUntushira
(menang menjadi dibuat menang) [-->33:02<!-->],Istakhdama
menjadiUstukhdim
(menggunakan menjadi digunakan) [-->33:43]. -
Fi'il Madhi yang Diawali Ta Tambahan [34:24<!-->]: Huruf pertama dan huruf keduanya di-dhammah. Contoh:
Ta'allama
menjadiTu'ullima
(mempelajari menjadi dipelajari) [-->34:50].
-
-
Perubahan Fi'il Mudhari' (Kata Kerja Sekarang/Akan Datang) ke Bentuk Pasif [35:38]:
-
Huruf pertamanya di-dhammah dan sebelum terakhir di-fathah. Contoh:
Yasykuru
menjadiYusykaru
(mensyukuri menjadi disyukuri) [40:08]. -
Jika sebelum terakhir adalah ya atau wawu, maka diubah menjadi alif, dan huruf sebelumnya di-fathah. Contoh:
Yabi'u
menjadiYuba'u
(menjual menjadi dijual) [41:17<!-->],Yasumu
menjadiYusomu
(berpuasa menjadi dilakukan puasa) [-->41:29].
-
Video ini memberikan panduan komprehensif tentang aturan perubahan bentuk kata kerja dari aktif ke pasif dalam bahasa Arab, yang merupakan dasar penting dalam ilmu shorof.
-
-
23Eps. 11 : Peta Mabni lil Ma'lum & lil Majhul11m
Video ini adalah pelajaran tentang "Fi'il Mabni lil Ma'lum dan Fi'il Mabni lil Majhul" dalam bahasa Arab, yang membahas konsep kata kerja aktif dan pasif (fi'il) dalam bahasa Arab. Video menjelaskan bagaimana kata kerja aktif diubah menjadi bentuk pasif dengan kaidah-kaidah tertentu yang berkaitan dengan perubahan harakat (vokal).
Contohnya seperti perubahan dari kataba (menulis, aktif) menjadi kutiba (ditulis, pasif). Materi ini juga meliputi fi'il madhi (kata kerja lampau) dan fi'il mudhor (kata kerja sekarang atau yang sedang berlangsung), serta contoh kalimat untuk memudahkan pemahaman.
Video ini berguna untuk pelajar bahasa Arab yang ingin memahami tata bahasa dasar terutama perihal perubahan kata kerja dari aktif ke pasif sesuai kurikulum madrasah atau pembelajaran resmi bahasa Arab.
-
24Rangkuman Mabni lil Ma'lum dan lil Majhul15m
Rangkuman Mabni lil Ma'lum dan lil Majhul
-
25Eps. 12 : Mashdar Ashli48m
Video ini adalah episode kedua belas dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Masdar Ashli" (kata dasar/infinitif) dan kaidah-kaidah pembentukannya, baik untuk fi'il tsulatsi (tiga huruf), ruba'i (empat huruf), khumasi (lima huruf), maupun sudasi (enam huruf).
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Masdar Ashli:
-
Secara umum, masdar ashli adalah kata yang menunjukkan suatu peristiwa atau kejadian tanpa terikat waktu, berbeda dengan fi'il yang terikat waktu [02:20].
-
Masdar adalah sumber kata dari mana fi'il madhi, mudhari', dan amr diturunkan.
-
-
Masdar Fi'il Tsulatsi (Tiga Huruf):
-
Masdar dari fi'il tsulatsi tidak memiliki pola yang baku dan perlu dirujuk ke kamus [02:59]. Namun, ada beberapa pola umum yang dijelaskan, seperti:
-
Fi'alah untuk makna keterampilan/membuat, contohnya shiyaghah (membentuk) [04:15].
-
Fa'alan untuk makna gerakan/goncangan, contohnya ghalayan (mendidih) [04:51].
-
Fu'lah untuk makna warna, contohnya humrah (merah) [05:27].
-
Fa'il untuk makna perjalanan, contohnya rahil (pergi) [05:58].
-
Fu'al atau Fa'al untuk makna penyakit, contohnya duwar (pusing) atau maradh (penyakit) [06:58].
-
Fa'il atau Fu'al untuk makna suara, contohnya shahiil (ringkikan kuda) atau bukaa' (menangis) [07:29].
-
Fi'al untuk makna menolak/enggan, contohnya ibaa' (enggan) [08:16].
-
Fu'ulah atau Fa'alah jika tidak menunjukkan makna di atas, contohnya kuhulah (sebelum usia lanjut) [09:35].
-
-
-
Masdar Fi'il Ruba'i (Empat Huruf):
-
Fi'il dengan wazan af'ala memiliki masdar if'aal (contoh: ahsana menjadi ihsan) [11:57<!-->]. Terdapat pengecualian jika fa' fi'il adalah wawu (menjadi ya') atau ain fi'il adalah alif (dibuang dan diganti ta' marbuthah), atau lam fi'il adalah alif (diganti hamzah) [-->13:00].
-
Fi'il dengan wazan fa'ala memiliki masdar taf'il (contoh: 'allama menjadi ta'lim) [16:33<!-->]. Pengecualian jika lam fi'il adalah huruf 'illat (ya' dibuang, diganti ta' marbuthah) atau lam fi'il adalah hamzah [-->18:06].
-
Fi'il dengan wazan fa'ala memiliki masdar fi'al atau mufa'alah (contoh: jaadala menjadi jidal atau mujadalah) [19:50].
-
Fi'il dengan wazan fa'lala memiliki masdar fa'lalah (contoh: dahraja menjadi dahrajah) [21:28].
-
-
Masdar Fi'il Khumasi (Lima Huruf):
-
Fi'il dengan wazan tafa'ala memiliki masdar tafa'ul (contoh: ta'allama menjadi ta'allum) [23:36].
-
Fi'il dengan wazan infa'ala memiliki masdar infa'al (contoh: insyaraha menjadi insyirah) [24:33].
-
Fi'il dengan wazan ifta'ala memiliki masdar ifti'al (contoh: i'tamada menjadi i'timad) [25:12].
-
Fi'il dengan wazan tafa'lala memiliki masdar tafa'lul (contoh: tadahrraja menjadi tadahruj) [26:10].
-
-
Masdar Fi'il Sudasi (Enam Huruf):
-
Fi'il dengan wazan istaf'ala (tanpa 'ain mu'tal) memiliki masdar istif'al (contoh: istaghfara menjadi istighfar) [27:16].
-
Jika 'ain fi'il adalah huruf 'illat, maka 'ain dihilangkan dan diganti ta' marbuthah di akhir (contoh: istaqama menjadi istiqamah) [28:18].
-
Jika lam fi'il adalah alif, maka alif dirubah menjadi hamzah (contoh: istad'aa menjadi istid'aan) [29:48].
-
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk masdar ashli dari berbagai jenis fi'il, yang merupakan aspek fundamental dalam penguasaan tata bahasa Arab.
-
-
26Eps. 13 : Mashdar Mimi21m
Video ini adalah episode ke-13 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Al-Masdar Al-Mimi" atau masdar yang diawali dengan huruf mim tambahan, dan kaidah-kaidah pembentukannya.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Masdar Mimi:
-
Masdar yang diawali dengan huruf mim tambahan.
-
Huruf mim ini bukan untuk menunjukkan makna saling (mufa'alah), melainkan untuk menunjukkan suatu peristiwa atau pekerjaan yang tidak berkaitan dengan waktu, sama seperti masdar ashli.
-
Masdar Mimi biasanya tidak disebutkan di kamus, sehingga pembelajar perlu membentuknya sendiri.
-
-
Cara Membentuk Masdar Mimi:
-
Dari Fi'il Tsulatsi (tiga huruf): Mengikuti wazan maf'al (contoh: tala'a menjadi matla') atau maf'il (contoh: waqafa menjadi mawgif). Jika fi'il tersebut mudha'af, masdar mimi-nya bisa masyad atau masyid.
-
Dari Fi'il selain Tsulatsi (lebih dari tiga huruf): Dibentuk seperti wazan fi'il mudhari'-nya, di mana huruf mudhara'ah-nya diganti dengan mim yang di-dhammah dan huruf sebelum terakhir di-fathah. Contoh: intaha menjadi muntahan atau istaqarra menjadi mustaqarr.
-
-
Penambahan Ta' di Akhir Masdar Mimi: Terkadang ditambahkan ta' (ta' marbuthah) di akhir masdar mimi. Contoh: manfa'ah dari nafa'a dan masarrah dari sarrra.
-
Perbedaan Makna Masdar Mimi dengan Isim Zaman dan Isim Makan: Masdar Mimi dapat memiliki bentuk yang sama dengan isim zaman (kata benda penunjuk waktu) atau isim makan (kata benda penunjuk tempat). Untuk membedakannya, perlu dilihat konteks kalimat.
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk masdar mimi dari berbagai jenis fi'il, yang merupakan aspek fundamental dalam penguasaan tata bahasa Arab.
-
-
27Eps .14 : Mashdar Shina'i14m
Video ini adalah episode ke-14 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Al-Masdar Ash-Shin'ai" atau masdar buatan, serta kaidah-kaidah pembentukannya.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Masdar Ash-Shin'ai: Merupakan isim (kata benda) yang dibuat dari isim lain dengan penambahan ya' yang bertasydid (musyaddadah) dan diikuti ta' marbuthah di akhirnya, untuk menunjukkan sifat yang terkandung pada kata tersebut.
-
Cara Membentuk Masdar Ash-Shin'ai: Masdar ini dapat dibentuk dari berbagai jenis kata:
-
Isim Ma'na (Abstrak): Contohnya, "raju'un" (kembali) menjadi "raja'iyyah" (keterbelakangan).
-
Ismu Adz-Dzat (Konkret): Contohnya, "insan" (manusia) menjadi "insaniyyah" (kemanusiaan).
-
Al-Asma'il Mabniyah (Isim Tetap): Contohnya, "kaifa" (bagaimana) menjadi "kaifiyyah" (pembagaimanaan/tata cara).
-
Al-Asma'il Musytaqqah (Isim Turunan): Contohnya, "sya'ir" (penyair) menjadi "sya'iriyyah" (kepenyairan).
-
Al-Ibarat (Ungkapan/Istilah): Contohnya, "ra'sul mal" (modal) menjadi "ra'smaliyyah" (kapitalisme).
-
Sighal Jam'i (Bentuk Jamak): Contohnya, "malaikah" (bentuk jamak) menjadi "malaikiyyah" (hal yang berkenaan dengan malaikat).
-
Al-Asma'il A'jamiyyah (Isim Non-Arab): Contohnya, "dimuqratiyyah" (demokrasi).
-
Video ini juga menyentuh tentang tujuan pembelajaran daurah (kursus intensif) yang berfungsi untuk memberikan pemahaman garis besar secara menyeluruh, yang kemudian perlu dilanjutkan dengan pengulangan atau pelajaran lanjutan untuk pemahaman mendalam. Selain itu, pemateri juga menjelaskan bahwa belajar bahasa Arab hingga fasih memerlukan tahapan dan waktu yang tidak singkat, berbeda dengan klaim "bisa bahasa Arab dalam 24 jam" yang sering muncul dalam promosi.
-
-
28Rangkuman Mashadir15m
Rangkuman Mashadir
-
29Eps. 15 : Isim Marrah (اسم المرة)15m
Video ini adalah episode ke-15 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Ismul Marrah", yaitu masdar yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa atau pekerjaan terjadi sebanyak satu kali.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Ismul Marrah: Ismul Marrah adalah masdar yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa terjadi satu kali.
-
Cara Membentuk Ismul Marrah:
-
Dari Fi'il Tsulatsi (tiga huruf): Mengikuti wazan fa'lah. Contoh: dhorobah (satu kali pukulan) dari dhoroba (memukul), dan nadzroh (satu kali pandangan) dari nadzoro (melihat).
-
Dari Fi'il selain Tsulatsi (lebih dari tiga huruf): Dibentuk dengan mengikuti wazan masdar ashli-nya, kemudian ditambah ta' di bagian akhirnya. Contoh: intilaqoh (satu kali pergi) dari in_tholaqo (pergi), ikromah dari akroma (memuliakan), dan istighfaroh (satu kali istighfar) dari istaghfaro (memohon ampunan).
-
Jika Masdar Ashli sudah diakhiri dengan ta': Apabila masdar ashli sudah berakhiran ta' (ta' marbuthah), maka untuk membentuk ismul marrah-nya, setelah masdar ashli tersebut diberi sifat "wahidah" (satu kali). Contoh: da'watun wahidah (satu kali panggilan) dari da'a (memanggil), karena masdar ashli-nya (da'wah) sudah berakhiran ta'.
-
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk ismul marrah dari berbagai jenis fi'il, yang merupakan aspek fundamental dalam penguasaan tata bahasa Arab.
-
-
30Eps. 16 : Isim Hay'ah (اسم الهيئة)13m
Video ini adalah episode ke-16 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Ismul Hai'ah", atau masdar yang menunjukkan sifat atau keadaan suatu perbuatan ketika terjadi.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Ismul Hai'ah: Ismul Hai'ah adalah masdar yang menunjukkan sifat atau keadaan fi'il (perbuatan) ketika terjadi.
-
Cara Membentuk Ismul Hai'ah:
-
Dari Fi'il Tsulatsi (tiga huruf): Mengikuti wazan fi'lah. Contoh: qitlah (cara membunuh) dari qotala (membunuh). Jika masdar ashli-nya sudah ber-wazan fi'lah, maka setelahnya harus ditambahkan sifat atau disandarkan (idhafah) ke kata lain. Contoh: khidmatan hasanatan (cara membantu yang baik) atau khidmata al-mukhlis (cara membantu orang yang ikhlas).
-
Dari Fi'il selain Tsulatsi (lebih dari tiga huruf): Mengikuti wazan masdar ashli-nya, kemudian disertai dengan sifat atau disandarkan (idhafah) ke kata lain. Contoh: iltifatan madh'uran (cara menoleh yang ketakutan) atau iltifata al-madh'ur (cara menolehnya orang yang ketakutan).
-
-
Penambahan Ta' (ta' marbuthah): Boleh juga ditambahkan ta' (ta' marbuthah) di akhir masdar jika masdar ashli-nya pada dasarnya tidak diakhiri dengan ta'.
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk ismul hai'ah dari berbagai jenis fi'il, yang merupakan aspek fundamental dalam penguasaan tata bahasa Arab.
-
-
31Rangkuman Mashdar Ṣinā‘ī, Isim Hay’ah, dan Isim MarrahText lesson
Rangkuman Mashdar Ṣinā‘ī, Isim Hay’ah, dan Isim Marrah
-
33Eps. 17 : Musytaqqat, Isim Fa'il (اسم الفاعل)24m
Video ini adalah episode ke-17 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Al-Musytaqqat" atau kata turunan.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Al-Musytaqqat: Musytaqqat adalah kata-kata yang diambil dari masdar (kata dasar) dan menunjukkan peristiwa atau makna lain yang berkaitan dengan masdar tersebut. Jika hanya menunjukkan peristiwa saja, itu disebut masdar.
-
Jenis-jenis Al-Musytaqqat: Ada enam jenis musytaqqat yang dibahas dalam kitab ini:
-
Ismul Fa'il (Kata Benda Pelaku):
-
Definisi: Isim musytaq yang menunjukkan orang yang melakukan perbuatan atau sesuatu yang peristiwa itu terjadi padanya, dan peristiwanya terjadi kemudian berhenti (tidak terus-menerus).
-
Cara Membentuk dari Fi'il Tsulatsi (tiga huruf): Mengikuti wazan fa'il. Contoh: fahima (memahami) menjadi fahim (orang yang paham).
-
Catatan Ajwaf: Jika ain fi'il-nya berupa alif (misalnya qala), maka alif tersebut dirubah menjadi hamzah pada ismul fa'il (menjadi qail).
-
Catatan Mu'tallam: Jika fi'il-nya mu'tallam (huruf ketiganya huruf illat seperti sa'a atau radiya), maka huruf illat-nya akan hilang ketika di-tanwin dalam keadaan rofa' dan jar (menjadi sa'in atau radin). Namun, jika tidak di-tanwin atau dalam keadaan nashab, huruf illat-nya tetap ada.
-
-
Shighul Mubalaghah (Bentuk Penekanan)
-
Ismul Maf'ul (Kata Benda Objek)
-
Ash-Shifatul Musyabbahah (Sifat Menyerupai)
-
Ismut Tafdhil (Kata Benda Perbandingan)
-
Ismuz Zaman dan Ismul Makan (Kata Benda Waktu dan Tempat)
-
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk ismul fa'il dari berbagai jenis fi'il, yang merupakan aspek fundamental dalam penguasaan tata bahasa Arab, dan juga memperkenalkan jenis-jenis musytaqqat lainnya.
-
-
34Eps. 18 : Shighah Mubalaghah (الصيغ المبالغة)7m
Video ini adalah episode ke-18 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Sighah Mubaalaghah" atau bentuk kata yang menunjukkan makna sangat berlebihan atau sering/berulang kali.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Sighah Mubaalaghah: Ini adalah isim musytaq (kata turunan) yang menunjukkan bahwa suatu perbuatan atau peristiwa terjadi pada suatu zat dalam jumlah yang sangat banyak atau berulang kali.
-
Perbedaan dengan Isim Fa'il:
-
Isim Fa'il (dhorib) menunjukkan pelaku yang melakukan perbuatan satu kali.
-
Sighah Mubaalaghah (dhorrab) menunjukkan pelaku yang sering atau banyak melakukan perbuatan.
-
-
Lima Bentuk Sighah Mubaalaghah: Ada lima pola (wazan) utama untuk membentuk sighah mubaalaghah dari isim fa'il:
-
Fa'aalun: Contohnya: Ghaffarun (yang sangat/selalu mengampuni) dari ghafara (mengampuni).
-
Mif'aalun: Contohnya: Minharun (yang banyak menyembelih unta) dari nahara (menyembelih unta).
-
Fa'uulun: Contohnya: Shabuurun (yang sangat sabar/sering bersabar) dari shabara (sabar).
-
Fa'ilun: Contohnya: Alimun (yang sangat berilmu) dari alima (mengetahui).
-
Fa'ilun: Contohnya: Hadzirun (yang sangat berhati-hati) dari hadzira (berhati-hati).
-
-
Penggunaan: Penggunaan sighah mubaalaghah harus disesuaikan dengan kebiasaan yang sering dipakai dalam bahasa Arab.
Secara keseluruhan, video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk sighah mubaalaghah untuk menyatakan intensitas atau frekuensi suatu perbuatan, yang merupakan aspek penting dalam penguasaan tata bahasa Arab.
-
-
35Eps. 19 : Isim Maf'ul (اسم المفعول)17m
Video ini adalah episode ke-19 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Ismul Maf'ul" atau kata benda objek dalam bahasa Arab.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Ismul Maf'ul: Ismul Maf'ul adalah isim musytaq (kata turunan) yang dibentuk dari fi'il mabni lil majhul (kata kerja pasif) untuk menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan, yang terjadi kemudian berhenti (tidak terus-menerus).
-
Cara Membentuk Ismul Maf'ul:
-
Dari Fi'il Tsulatsi (tiga huruf):
-
Jika fi'il tsulatsi-nya shahih ain dan lam (huruf kedua dan ketiga asli), maka mengikuti wazan maf'ul. Contoh: kutiba (telah ditulis) menjadi maktub (yang ditulis).
-
Jika fi'il-nya mu'tal ain (huruf kedua adalah huruf illat) berupa wawu (seperti qala menjadi qila), ismul maf'ul-nya mengikuti contoh maqul (yang dikatakan). Contoh lain: masun (yang dijaga) dari shana, dan makhuf (yang ditakuti) dari khafa.
-
Jika fi'il-nya mu'tal ain (huruf kedua adalah huruf illat) berupa ya' (seperti baa'a menjadi bii'a), ismul maf'ul-nya mengikuti contoh mabii' (yang dijual). Contoh lain: madin (yang diberi hutang) dari dana, dan ma'ib (yang dicela) dari 'aba.
-
-
Dari Fi'il Mu'tallam (huruf ketiga adalah huruf illat):
-
Jika mu'tallam dengan wawu (seperti da'a menjadi du'iya), ismul maf'ul-nya mengikuti contoh mad'uw (yang dipanggil). Contoh lain: marjuw (yang diharapkan) dari raja, dan maghzuw (yang diperangi) dari ghaza.
-
Jika mu'tallam dengan ya' (seperti qadha menjadi qudhiya), ismul maf'ul-nya mengikuti contoh maqdhiy (yang diputuskan). Contoh lain: mabniy (yang dibangun) dari bana, dan makhsyiy (yang ditakuti) dari khasyiya.
-
-
Dari Fi'il selain Tsulatsi (lebih dari tiga huruf):
-
Dibentuk dengan mengikuti wazan fi'il mudhari'-nya.
-
Huruf mudhara'ah-nya diganti dengan mim yang di-dhammah.
-
Huruf sebelum terakhir di-fathah. Contoh: ustukhrija (telah dikeluarkan) menjadi mustakhraj (yang dikeluarkan). (Ini berbeda dengan isim fa'il yang huruf sebelum akhirnya di-kasroh, seperti mustakhrij yang berarti "yang mengeluarkan").
-
-
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk ismul maf'ul dari berbagai jenis fi'il, yang merupakan aspek fundamental dalam penguasaan tata bahasa Arab.
-
-
36Eps. 20 : Sifat Musyabbahah (الصفة المشبهة)21m
Video ini adalah episode ke-22 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Ismut Tafdhil" atau kata yang menunjukkan perbandingan.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Ismut Tafdhil: Ismut Tafdhil adalah isim musytaq (kata turunan) yang menunjukkan adanya dua subjek yang memiliki satu sifat yang sama, tetapi salah satunya lebih unggul dari yang lain dalam sifat tersebut. Contohnya, "Zaidun akbaru min Amrin" (Zaid lebih besar dari Amr).
-
Cara Membentuk Ismut Tafdhil: Ismut Tafdhil dibentuk mengikuti wazan af'alu untuk laki-laki (mudzakkar) dan fu'la untuk perempuan (mu'annats). Contoh: akbaru (lebih besar) dan kubra (paling besar/terbesar).
-
Syarat Pembentukan Ismut Tafdhil: Untuk membentuk Ismut Tafdhil langsung dari fi'il (kata kerja), ada tujuh syarat yang ketat, yaitu fi'il harus:
-
Tsulatsi: Terdiri dari tiga huruf asli.
-
Mutasharrif: Bisa diubah menjadi madhi, mudhari', dan amr.
-
Tam: Sempurna (bukan fi'il naqis seperti kana dan saudarinya).
-
Mut'addi: Transditif (membutuhkan objek) atau lazim (intransitif/tidak butuh objek).
-
Mutsbat: Positif (tidak didahului kata penolakan/negasi seperti maa atau laa).
-
Mabni lil ma'lum: Aktif.
-
Tidak menunjukkan sifat (warna atau cacat fisik): Ini untuk menghindari ambiguitas dengan wazan lain.
-
-
Jika Syarat Tidak Terpenuhi: Jika fi'il tidak memenuhi salah satu dari tujuh syarat di atas, Ismut Tafdhil tidak dapat dibentuk secara langsung. Sebagai gantinya, digunakan masdar dari fi'il tersebut dan ditambahkan kata penolong, seperti asyaddu (lebih kuat/sangat) atau aktsaru (lebih banyak) di depan masdar. Contoh: "lebih mulia" dari kana (tidak sempurna) menjadi asyaddu kaunan (lebih kuat keberadaannya).
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk Ismut Tafdhil untuk membuat perbandingan dalam bahasa Arab.
-
-
37Eps. 21 : Isim Tafdhil (اسم التفضيل)35m
Video ini adalah episode ke-23 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab Al-Bidayah fi Ilmi Shorof. Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Ismul Alat" atau kata benda penunjuk alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Ismul Alat: Ismul Alat adalah isim musytaq (kata turunan) yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
-
Wazan Ismul Alat: Ada tiga pola (wazan) utama untuk membentuk ismul alat dari fi'il tsulatsi muta'addi (kata kerja tiga huruf yang transitif—membutuhkan objek):
-
Mif'alun (dengan mim di-kasroh): Contohnya Miftaḥun (kunci) dari fataha (membuka) [06:04]. Contoh lain: Miqthafun (alat pemotong) dari qathafa (memotong).
-
Mif'alatun (dengan mim di-kasroh dan ta' di akhir): Contohnya Mil'aqatun (sendok) dari la'iqa (menjilat) [08:35]. Contoh lain: Misthatun (penggaris) dari sathara (menulis lurus).
-
Mif'alun (dengan mim di-fathah): Contohnya Manhalun (tempat minum) dari nahala (minum) [11:13<!-->]. Contoh lain: Minafun (tempat pemotong) dari nafa (memotong) [-->12:38].
-
-
Penggunaan Kata Lain sebagai Alat: Selain menggunakan ismul alat yang dibentuk dari fi'il, kata benda lain juga bisa berfungsi sebagai alat jika konteks kalimatnya menunjukkan demikian. Contoh: Sayfun (pedang) [16:05] atau Qalamun (pena).
Video ini memberikan panduan mendalam tentang kaidah dasar Ilmu Shorof dalam membentuk ismul alat, yang merupakan aspek fundamental dalam penguasaan tata bahasa Arab.
-
-
38Eps. 22 : Isim Zaman & Makan (اسم الزمان والمكان)15m
Video ini adalah episode ke-22 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang menggunakan kitab "Al-Bidayah fi Ilmi Shorof". Fokus utama dari video ini adalah pembahasan tentang "Isim Zaman dan Isim Makan," yakni kata benda yang menunjukkan waktu dan tempat terjadinya suatu perbuatan.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Pengertian Isim Zaman dan Isim Makan sebagai isim musytaq yang menunjukkan keterangan waktu dan tempat terjadinya suatu pekerjaan atau perbuatan.
-
Penjelasan tiga ketentuan penting dalam memahami Isim Zaman dan Isim Makan, yaitu makna, bentuk, dan cara membentuknya sesuai kaidah shorof.
-
Pembahasan berbagai pola (wazan) utama yang digunakan untuk membentuk Isim Zaman dan Isim Makan, seperti pola Maf‘al, Maf‘ila, Maf‘al, serta pola lain yang mengikuti kaidah bahasa Arab.
-
Contoh-contoh kata Isim Zaman dan Isim Makan beserta arti dan penggunaannya dalam kalimat untuk memperjelas makna waktu dan tempat, seperti Maftah (tempat membuka), Mansur (tempat menolong), dan lain-lain.
-
Penjelasan cara membedakan antara Isim Zaman dan Isim Makan berdasarkan konteks kalimatnya.
Video ini memberikan panduan komprehensif mengenai tata bahasa Arab dasar khususnya pembentukan isim yang menunjukkan waktu dan tempat, yang sangat bermanfaat bagi pelajar bahasa Arab yang ingin memperdalam pemahaman shorof secara teori maupun praktik.
-
-
39Eps. 23 : Isim Alat (اسم الآلة)21m
Video ini adalah episode ke-23 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang mengacu pada kitab "Al-Bidayah fi Ilmi Shorof". Materi utama dalam video ini membahas tentang "Isim Alat" atau kata benda yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Isim Alat: Isim Alat adalah isim musytaq yang menunjukkan alat yang dipakai untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
-
Wazan (pola) pembentukan Isim Alat: Ada beberapa pola klasik yang digunakan dalam pembentukan Isim Alat, seperti Mif'alun, Mifa'ilah, dan Mif'al yang biasa digunakan dalam bahasa Arab klasik.
-
Contoh-contoh Isim Alat tradisional, seperti Miftah (kunci), Midrak (alat untuk meraih sesuatu), dan lain-lain yang digunakan oleh masyarakat Arab sejak dulu.
-
Wazan pembentukan Isim Alat modern: Video juga menjelaskan pola pembentukan dan istilah untuk alat-alat modern seperti mesin cuci, headset, komputer, dan alat-alat lain yang mengikuti penyesuaian bahasa Arab kontemporer.
-
Penjelasan tentang Isim Alat jamid (baku) yang bukan berasal dari kata kerja, misalnya Kolam (pulpen), Waduh (pahat), dan beberapa istilah lain yang sudah menjadi nama alat secara khusus.
-
Diskusi mengenai upaya menjaga kemurnian bahasa Arab dengan mengadopsi istilah-istilah baru dari bahasa Arab daripada menggunakan kata serapan bahasa asing secara langsung.
Video ini memberikan penjelasan komprehensif mengenai konsep, pola, dan variasi Isim Alat dalam bahasa Arab, baik yang klasik maupun yang modern, sangat bermanfaat bagi pelajar yang ingin memperdalam penguasaan tata bahasa Arab terutama dalam pembentukan istilah alat.
-
-
40Rangkuman Musytaqqat20m
Rangkuman Musytaqqat
-
41Kuis Musytaqqat15 questions
-
42Eps. 24 : Tashghir (التصغير)1h 8m
Video ini adalah episode ke-24 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof berdasarkan kitab "Al-Bidayah fi Ilmi Shorof". Materi utama dalam video ini membahas tentang "Tashghir" atau proses pengecilan kata dalam bahasa Arab.
Berikut adalah poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Definisi Tashghir: Tashghir adalah perubahan khusus pada kata benda (isim) untuk menunjukkan makna kecil atau pengecilan, yang disebut juga sebagai islaah atau taswir.
-
Syarat dan ketentuan tashghir: Hanya isim yang memenuhi syarat tertentu seperti bukan kata kerja, bukan isim mabni, dan bukan isim yang sudah mengalami tashghir sebelumnya yang bisa diberi imbuhan tashghir.
-
Penjelasan tentang bagaimana tashghir diterapkan pada isim dengan jumlah huruf berbeda (3, 4, 5 huruf) dan bagaimana bentuk tashghir berbeda tergantung pada huruf asli kata tersebut.
-
Contoh-contoh tashghir dalam bahasa Arab klasik dan penggunaannya dalam kalimat serta nama-nama yang umum ditemukan dalam budaya Arab dan Indonesia.
-
Catatan khusus untuk isim yang memiliki akhiran tertentu seperti alif maqsurah, alif mamdudah, dan isim muannas dalam pembentukan tashghir.
-
Pembahasan tentang isim yang tidak bisa ditashghir seperti nama-nama Allah, malaikat, nabi, dan benda-benda yang diagungkan dalam Islam.
Video ini sangat berguna untuk memperdalam pemahaman tentang tata bahasa Arab, khususnya dalam pembentukan bentuk kata dengan makna pengecilan yang penting dalam sastra dan komunikasi sehari-hari.
-
-
43Rangkuman Tashghir15m
Rangkuman Tashghir
-
44Eps. 25 : Nasab (النسب)57m
Video ini adalah episode ke-25 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang membahas materi "Nasab" berdasarkan kitab "Al-Bidayah fi Ilmi Shorof". Fokus utama video adalah penjelasan tentang konsep nasab dalam bahasa Arab, yaitu cara menisbahkan sesuatu kepada asal atau tempatnya.
Berikut poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Pengertian Nasab: Nasab adalah proses menambahkan "ya" yang ditasydid sebagai tanda penisbahan sesuatu kepada asal atau tempatnya, seperti orang atau benda yang berasal dari suatu tempat.
-
Ketentuan dasar nasab: Terdapat sembilan ketentuan yang meliputi cara pengucapan dan penulisan nasab pada berbagai bentuk kata, termasuk kata yang berakhiran tak marbutah, alif, hamzah, dan huruf asli lainnya.
-
Penjelasan rinci cara menisbahkan kata yang berakhiran dengan huruf khusus, seperti alif maqsurah, hamzah asli, atau hamzah tambahan, serta perubahan yang terjadi pada huruf tersebut saat dinisbahkan.
-
Contoh-contoh nasab yang umum digunakan, seperti mengubah nama tempat menjadi kata sifat yang menunjukkan berasal dari tempat tersebut, misalnya Mesir menjadi Misriyyun.
-
Pembahasan konseptual dan praktis yang mengedepankan pemahaman mendalam untuk memudahkan penggunaan nasab secara benar dalam kalimat bahasa Arab.
Video ini sangat bermanfaat bagi pelajar bahasa Arab yang ingin memperdalam penguasaan tata bahasa Arab khususnya dalam pembentukan nasab yang tepat dan sesuai kaidah shorof.
-
-
45Rangkuman Nasab15m
Rangkuman Nasab
-
46Eps. 26 : Hamzah Qath' dan Washal (همزة القطع والوصل)25m
Video ini adalah episode ke-26 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang membahas materi "Hamzah Qath' dan Washal" berdasarkan kitab "Al-Bidayah fi Ilmi Shorof". Materi utama video ini menguraikan dua jenis hamzah dalam bahasa Arab, yaitu hamzah qath' (hamzah yang selalu dibaca) dan hamzah washal (hamzah yang hanya dibaca di awal kata).
Berikut poin-poin penting yang dijelaskan dalam video:
-
Penjelasan definisi hamzah qath' dan hamzah washal beserta perbedaan keduanya dari segi pengucapan dan penulisan.
-
Ketentuan penulisan hamzah washal yang tidak memiliki tanda kepala hamzah di atas alif dan bagaimana cara pengucapannya saat berada di awal kalimat dan di tengah kalimat.
-
Contoh kata-kata yang menggunakan hamzah washal, seperti fi'il madhi, fi'il amr, isim ma'rifah, dan kalimat yang sering ditemukan dalam bahasa Arab.
-
Penjelasan hamzah qath' yang selalu ditulis dan dibaca, baik ketika berada di awal atau tengah kata.
-
Pembahasan lengkap empat belas tempat hamzah washal yang wajib diketahui agar tidak salah saat membaca dan menulis.
-
Penutup dengan motivasi pentingnya menyelesaikan pembelajaran kitab ini untuk menguasai tata bahasa Arab secara baik.
Video ini sangat membantu pelajar bahasa Arab untuk memahami aturan hamzah yang krusial dalam pengucapan dan penulisan, sehingga memperbaiki kefasihan membaca dan menulis bahasa Arab sesuai kaidah shorof dan nahwu.Video ini adalah episode ke-26 dari seri pembelajaran Ilmu Shorof yang membahas "Hamzah Qath' dan Hamzah Washal" berdasarkan kitab "Al-Bidayah fi Ilmi Shorof". Materi utama dari video ini menjelaskan perbedaan antara dua jenis hamzah dalam bahasa Arab, yaitu hamzah qath' yang selalu dibaca dan hamzah washal yang dibaca hanya pada awal kata.
Berikut poin-poin penting yang dibahas dalam video:
-
Definisi dan perbedaan hamzah qath' dan hamzah washal dari sisi penulisan dan pengucapan.
-
Penjelasan bagaimana hamzah washal tidak memiliki tanda hamzah pada alif dan hanya dibaca saat kata tersebut berada di awal kalimat.
-
Contoh penggunaan hamzah washal dalam berbagai kata seperti fi'il madhi, fi'il amr, dan isim ma'rifah.
-
Hamzah qath' yang selalu ditulis dan dibaca pada awal maupun di tengah kata.
-
Daftar tempat-tempat hamzah washal yang harus diperhatikan agar tidak keliru dalam membaca dan menulis.
-
Penekanan pentingnya menyelesaikan pembelajaran kitab ini sebagai dasar penguasaan tata bahasa Arab.
Video ini sangat membantu pelajar bahasa Arab dalam memahami aturan hamzah yang fundamental untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis bahasa Arab dengan tepat sesuai kaidah shorof dan nahwu.
-
-
47Rangkuman Hamzah Qatha' dan Washal15m
Rangkuman Hamzah Qatha' dan Washal
